Nasional | jalurnews.com : Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku kesulitan mengusut kesaksian mantan anggota Komisi I DPR dari Fraksi Golkar Fayakhun Andriadi perihal pertemuan dengan orang yang disebutnya ‘keluarga Jokowi’.
Fayakhun mengaku bertemu ‘keluarga Jokowi’ bersama staf ahli Kepala Bakamla Laksamana Madya (Purn) TNI Arie Soedewo, Ali Fahmi Habsyi. Namun, Ali Fahmi yang juga kader PDIP itu hilang sampai hari ini.
“Sudah beberapa kali saksi Ali Fahmi kami panggil namun tidak pernah datang. Kami datangi ke rumahnya juga tidak ditemukan,” kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (18/10) malam.
“Jadi memang belum ada petunjuk lain terkait dengan siapa, ada atau tidak ada orang yang dimaksud (Fayakhun soal bertemu keluarga Jokowi),” ujarnya menambahkan.
Febri mengatakan, keterangan Fayakhun yang disampaikan dalam persidangan kemarin, telah dia sebutkan sejak proses penyidikan. Namun, kata Febri, politikus Partai Golkar itu tak merinci nama-nama orang yang dimaksud ‘keluarga Jokowi’ itu.
“Namun yang bersangkutan tidak menyebutkan nama orang yang dikatakan memperkenalkan tersebut karena dengan alasan lupa,” kata dia.
Menurut Febri, sampai saat ini KPK masih berusaha mencari Ali Fahmi, salah satu saksi dalam kasus dugaan suap pengurusan anggaran pengadaan satelit monitoring di Badan Keamanan Laut (Bakamla). Mengingat, Ali Fahmi yang mengenalkan ‘keluarga Jokowi’ ke Fayakhun.
“Pihak lain yang disebutkan oleh Fayakhun pun itu masih dalam proses pencarian KPK,” ujarnya.
Dalam sidang Rabu (17/10), Fayakhun mengaku pernah dikenalkan dengan tiga orang yang diklaim sebagai anggota keluarga Presiden Joko Widodo oleh Ali Fahmi di Hotel Grand Mahakam, Jakarta sekitar tahun 2016.
Pertemuan dan perkenalan itu terjadi sebelum pengerjaan proyek pengadaan alat pemantauan satelit dan pesawat nir awak di Bakamla.
“Saya lihat dia [Fahmi] bersama teman dan saya dikenalkan tiga orang. Katanya dari keluarga Solo, ada satu agak tua om-nya Pak Jokowi, adik Pak Jokowi, dan ipar Pak Jokowi,” ujar Fayakhun di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta.
Fayakhun mengaku lupa dengan nama-nama orang yang dikenalkan tersebut. Saat itu, lanjutnya, Ali Fahmi hanya menyampaikan agar dia dibantu mengingat pentingnya proyek tersebut bagi Bakamla.
“Kata dia kita harus bantu Bakamla untuk jadi besar karena ancaman nasional ada di laut dan kita didukung kekuasaan untuk itu,” kata Fayakhun. (CNN)