Kuota Internet di Batam Tidak Merata, Wali Murid Keluhkan Subsidi

Editor: Nike
Ilustrasi: Pelajar sedang mengikuti proses belajar mengajar secara online. /ft - net

JALURNEWS.COM, Batam – Ditengah Pandemi Covid-19, beberapa aktivitas dibatasi untuk mencegah penularan Covid-19, salah satunya kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar pun harus dilakukan secara daring agar murid tidak ketinggalan pelajaran.

Namun subdisi paket internet Pemerintah di Kota Batam, dinilai tak merata. Pasalnya, satu bulan sudah bergulir bantuan itu, namun masih terdapat orang tua siswa yang mengeluhkan bantuan subsidi tidak dapat.

“Sampai saat ini, anak saya tiga sekolah tidak ada dapat kuota subsidi dari pemerintah. Kami sebagai orang tua terpaksa beli sendiri. Bantuan subsidi ini sepertinya tidak berkeadilan,” ujar Anwar orang tua siswa, Kamis (22/10/2020).

Warga Botania ini mengatakan, pendataan nomor handphone yang aktif telah didata Sebelumnya.

“Tapi gak sampai-sampai juga, padahal anak orang lain dapat. Tetangga kami ada yang dapat dan ada juga yang gak dapat,” gerutu Anwar.

Hal Senada juga di sebut oleh Meyka, seorang orang tua siswa di Batam, putrinya saat ini duduk di bangku kelas V SD. Namun, bantuan subsidi pulsa internet tidak dapat. “Bulan lalu kami sudah didata, tapi gak dapat-dapat juga. Ini program tak berkeadilan. Mengapa yang lain dapat,” sebut Meyka.

Akibat subsidi yang tidak merata tersebut, mereka menyebut harus menghabiskan sekitar Rp100-150 rb per siswa tiap bulannya. Di tengah pandemi Covid-19 ini, angka Rp150 rb cukup besar karena ekonomi semakin sempit.

Sementara Tenni seorang guru honorer di salah satu sekolah swasta di Batam mendapat bantuan itu. Hanya saja, tidak semua dapat digunakan.

“Yang bisa diakses hanya aplikasi ruang guru dan WhatsApp, selain itu gak bisa. Tapi sepertinya ada juga yang bisa,” ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Disdik Batam, Hendri Arulan, mengatakan, masing-masing siswa akan mendapatkan bantuan berupa paket data internet sebesar 35 GB dari pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia.

Bantuan ini guna mendukung proses belajar mengajar secara daring di tengah pandemi Covid-19.

“Ada perpanjangan hingga 15 September ini. Saat ini, operator sekolah tinggal finalisasi data saja. Kalau kita sudah 90 persen terinput dan tinggal menunggu bantuan turun saja,” ungkapnya, belum lama ini.

Penulis : noni

Berita Terkait