JALURNEWS.COM, Bintan – Tanjunguban Polimek Unit Penyelanggara Pelabuhan ( UPP ) Kelas I Tanjunguban yang saat ini persoalan Program Padat Karya yang dilaporkan oknum tertentu ke satuan Polres Pada 30 Maret 2021, saat ini diserahkan oleh Sat Reskrim Tipikor Polres Bintan Ke APIP, Kamis (22/4/2021).
Dengan dikembalikan persoalan tersebut ke Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP). Terlihat dimana dipublik atau facebook pihak – pihak tidak berpihak kepada kepala Syahbandar Kelas I Tanjunguban, Kabupaten Bintan Provinsi Kepri.
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) Kementrian Perhubungan RI,melalui Kasat Reskrim Polres Bintan AKP. Dwi Hatmoko menerangkan hasil gelar perkara dengan UPP Kelas I Tanjunguban disepakati diserahkan Ke APIP, ujar Kasat Reskrim AKP. DWI Hatmoko pada Selasa 20 April 2021.
Bahasa yang kurang menyenangkan dibaca di salah satu akun facebook Muhammad Idha ” Baru kali ini terjadi di Syahbandar Tg.Uban yang sudah 1 abad,keberadaan kesyahbandaran di Tg Uban Kampoeng kite, Sungguh memilukan dan malukan atau harusnya ganti pejabat baru.kalau awal saja sudah seperti ini, kasihan buat perusahaan yang hubungan kesyahbandaran ,tulis Muhammad Idha diakun resmi facebooknya di laman komentar.
Di saat bulan suci Ramadan alangkah baiknya berbuat amal ibadah yang banyak, dari pada berkolaborasi mencela orang lain, yang belum tentu kebenarannya seperti itu, kerena tidak kenalnya dengan musuh didalam diri sendiri, sehingga terpedaya, oleh hasutan dalam diri sehingga wujud dan bersama – sama orang yang sepaham dengannya.coba saja duduk bersholawat dengan lidah dan hati, hal itu tidak akan terjadi, kerena Allah menjaga Hambanya yang selalu inggat kepadaNya.dan Sholawat akan menghantar kepada Syafa’atnya Baginda Rasulullah SAW.dari pada menghujat dan menghina orang lain dibulan suci Ramadan.
Disitu terlihat celaan dan hinaan terhadap M.Adil Wanadi selaku Kepala UPP Kelas I Tanjunguban, di laman Postingan Muhammad Idha, di laman Komentar netizen.
Saat dikonfirmasi terhadap M.Adil , Bissmillah saja , ucapnya, Kerena hukum yang paling adil itu adalah Waktu, yaitu keadilan Tuhan, kita akan menuai apa yang telah kita tanam suatu saat, sebagai Insan yang baik, bermanfaat bagi orang lain, kita berupaya untuk menjadi baik, kerena manusia tempatnya salah dan dosa,dan sebaik – baik manusia bukanlah manusia tidak memilki dosa,ketika ia berbuat dosa kemudian sadar dan insaf tidak melakukan dosa itu lagi, ujarnya.
Biar hina disisi manusia ,jangan hina disisi Allah SWT, apabila Allah ingin menggangkat drajat seorang hambanya maka tiada seorang manusiapun mampu untuk menjatuhkannya, dan begitu juga sebaliknya, apabila Allah inggin menghinakan hambanya maka tak seorang manusiapun mampu untuk memuliakannya.
Maka dari itu gunakan akal sehat, sebagai mahluk yang diciptakan Tuhan dengan sempurna kerena diberi akal dan fikiran, kerena hidup didunia hanya sesaat, Gajah mati meninggalkan gading,Harimau mati meninggalkan belang,Manusia mati meninggalkan nama,artinya nama baik apakah nama yang buruk yang akan dikenang orang, jadilah manusia panutan dan suritauladan yang baik,ketika berbicara menyejukkan hati orang yang mendenggarnya,bukam sebaliknya ketika berbicara atau saat ini zaman tehknologi dengan tulisan bisa menyakiti orang lain, sehingga tehknogi hanya menbuat dosa, kenapa tidak dijadikan ladang amal, mengedukasi publik dan masyatakat dengan tulisan yang mendidik, dan nasehat, bukan menghujat atau menghina.
Apakah kita sadar, menghina atau menghujat saudara sendiri, seakan ‘ akan kita manusia yang suci tidak memiliki aib dan cela,barang siapa menbuka aib saudaranya maka Allah akan menbuka aibnya jua.
Kalaulah manusia mengunakan akal sehat dan menjalankan perintah Tuhan dengan menjaga lisan dan jari mengetik suatu status atau komentar di Facebook akan lebih bermanfaat dan menjadi amal yang baik.
Jadikan tekhnologi ajang edukasi saling berbagi informasi yang lebih bermanfaat, dari pada menghujat, yang tua mengajarkan yang muda, yang muda menghormati yang tua, tapi pola sudah terbalik, yang tua mengajar tidak baik kepada yang lebih muda, seperti provokator.
“Rotan yang muda mudah akan dibentuk dibuat sesuatu, kerena lembut dan lentur,kalaulah rotan yang tua, tidaklah bisa dipaksa ianya akan patah, begitulah umpama seorang yang tua diatas 50 an , kalau pengetahuannya kurang maka akan menjadi pemecah umat, bukan menyatukan umat, kerena ego sektoral lebih dominan, dan lalai akan akherat,masih cinta dengan hal dunia,dan suka memgurusi hal – hal dunia dari pada menjadi pengayom.
Rangkuman serangkain pristiwa UPP Kelas I Tanjung uban juga sudah disiapkan bila mana akan dilaporkan ke pihak hukum, dengan bukti – bukti dan data pendukung beserta para saksi, apabila waktu sudah menjawab satu orangpun tidak mampu untuk menghalanginya, kerena ketika seserang berniat tidak baik terhadap orang lain, sama halnya dia menbuka aibnya sendiri atau aibnya sendiri,kerena hal yang buruk keluar dari mulut dan jemarinya sendiri.
Penulis: Juliansyah