12 Desa Perairan di Kabupaten Mesuji Komitmen Tuntaskan ODF

Editor: Nike
Kadis kesehatan Mesuji Yanwar Fitrian,12 Desa perairan melakukan penandatanganan komitmen bersama desa bebas ODF(F jalur news)

JALURNEWS.COM, Mesuji, Lampung – 12 Desa perairan yang tersebar di tujuh kecamatan bersama pemerintah Kabupaten Mesuji melakukan penandatanganan komitmen bersama dalam mengatasi buang air besar sembarangan demi mewujudkan hidup sehat.

Hal tersebut disampaikan Yanwar Fitrian Kadis Kesehatan usai rapat sekaligus sosialisasi jamban terapung di Aula kantor Bupati yang dipimpin langsung oleh Bupati Mesuji H Saply TH dan didampingi oleh Wakil Bupati Mesuji Haryati candralela dan Sekda Mesuji Syamsuddin, Kamis (3/6/2021).

“Hari ini baru saja selesai melakukan penandatanganan komitmen bersama antara 12 desa perairan dengan pemerintah kabupaten Mesuji dalam mengatasi persoalan-persoalan buang air besar sembarangan khusus diwilayah perairan,” Ungkap Yanwar Fitrian kadis kesehatan.

Dijelaskannya lagi, sebelum pihak pemerintah kabupaten Mesuji mengadakan rapat dengan 12 Desa perairan dan melakukan penandatanganan komitmen bersama khususnya pihak dinas Kesehatan sudah menyalurkan program bantuan stimulan berupa septic tank terapung.

Dengan harapan dari stimulan tersebut pemerintah desa bisa menganggarkan sehingga pada tahun 2021 semua desa perairan sudah terbebas dari ODF atau kata lain bebas dan stop buang air besar sembarangan (SBABS), harap Yanwar Fitrian.

Terpisah Benuang Alitopa kepala Desa Sidang muara jaya yang juga ikut dalam rapat mengatakan pihak desa akan berupaya semaksimal mungkin akan menganggarkan pada perubahan mendatang yang pastinya dalam penganggaran tentunya akan mengurangi kegiatan yang sudah direncanakan sebelumnya.

Selain itu lanjutnya bagi Desa perairan yang wilayah desanya memanjang disepanjang Sungai Mesuji tentunya program tersebut tidak akan selesai dengan menggunakan dana desa dalam waktu tahun 2021 karena jika satu septic tank dianggarkan 5 juta jadi untuk merealisasikan 50 septic tank sudah menelan biaya sampai 250 jutaan dan itu sangat menyita program lain, bebernya.

“Intinya, lebih dalam lagi untuk menuntaskan program ODF dan stop buang air besar sembarangan tergantung dari besarnya persoalan yang ada dimasing-masing desa, kalau sedikit ya bisa tuntas 2021 kalau banyak terpaksa berlanjut pada tahun berikutnya,” tandasnya.(Recky)

Berita Terkait