Kades Suka Babo Kecamatan Juhar Terkesan Si Raja Tega

Editor: Nike
Awak Media Menunggu Kades Suka Babo di Rumahnya. Jumat, (17/09/2021).

JALURNEWS.COM, Karo – Perihal viralnya berita dari beberapa media online yang sempat viral, adanya penyalahgunaan dana Covid-19, yang dilakukan oleh Oknum Kepala Desa, (SG) yang mana sempat menuai kontra dari para nitizen di medsos, (media sosial), pembodohan terhadap masyarakat dengan mencari kesempatan dalam kesempitan mencari kesenangan dalam derita masyarakat menggunakan penanganan Covid–19 sebagai tameng memperkaya diri dengan melakukan mark up sejumlah harga alat-alat atau pengadaan barang penanganan Covid’19 yang mana informasi dari Masyarakat Desa Suka Babo Kecamatan Juhar Kabupaten Karo, Selasa, (14/9/2021), bahwa selama penanganan covid -19, menurut masyarakat, Pemerintahan Desa nya kurang transparan dalam pengelolaan Dana Desa (DD) tahun 2020 Lalu.

Menurut para masyarakat sangat-luar biasa harga dari bahan – bahan penanganan penanggulangan penyebaran covid’19 di kawasan Desa Suka Babo, yang mana harga eceran masker yang di pasar atau di toko-toko paling mahal Rp3.000 sampai Rp5.000 per lembar atau helai, namun realisasi di APBDes tahun 2020 menjadi Rp9.100 (Sembilan Ribu Seratus Rupiah), kata warga yang tak mau disebutkan nama serta identitasnya.

Bukan itu saja dibeberkan warga lagi selain harga masker diduga di mark up, harga yang lainya ikut dinaikkan seperti pompa electrik, sepatu boot, wipol, bayklin, (APD) minum teh manis dan snak yang mencapai 500 bungkus lebih dibandrol harga Rp17.000, harga yang fantastis yang sangat tidak masuk akal. Lain lagi dengan pendirian posko penaganan covid-19 yang dianggarkan Rp4.000.000, (empat juta rupiah) ternyata hanya menggunakan 5 lembar seng, dan tiangnya terbuat dari bambu semua jauh daripada harga harga kewajaran ungkapnya, yang mana terkesan membandrol dengan insiatif sendiri.

Yang mana guna menindaklanjuti serta menelusuri perihal berita dari beberapa media, yang mana sangat heboh di (medsos) media sosial yang menuai banyak kontra dari para Netizen pembaca, saat awak ini menyambangi rumah kediaman Kepala Desa (Kades) Suka Babo, berinisial (SG) Jumat, (17-09-2021), guna berkonfirmasi prihal kebenaran akan berita tersebut.

Kedatangan awak media disambut oleh ibu atau istri dari bapak kades suka babo (SG) yang langsung mencecar dengan berbagai pertanyaan kepada awak media yang ingin bertemu dengan pak Kades Suka Babo (SG) (ada apa mau apa) awak media menjawab kami dari media ibu, dan kami ingin bertemu dengan pak kades bisa kami bertemu buk, yang langsung di jawabnya lagi, perihal pemberitaan itu ucapnya, dan di sambungnya kembali kalau salah ya sudah salah, manusia pasti ada salah ucapnya kembali, setelah awak media menjelaskan maksud dan tujuan bahwa hanya ingin bertemu, sekedar ingin sedikit berbincang-bincang dengan pak kades, istri pak kades pun mempersilahkan dan  menyuruh awak media ddk di teras rumahnya, sembari mengatakan bentar dia pulang mungkin dia lagi di warung biar disampaikan ucapnya, lalu istri pak kades tersebut tanpa basa-basi langsung masuk ke dalam ke rumah.

Eronisnya setelah di tunggu cukup lama berkisar hampir satu jam lebih pak kades pun tak datang-datang, awak media memutuskan balik merasa kalau kades (SG) tidak mau menemui awak media yang datang ingin bertemu dirinya,  padahal sebelum awak media sampai ke rumah kades tersebut, sempat menanyakan kepada salah satu warganya akan kebenaran posisi rumahnya, yang mengatakan itu rumahnya yang di atas itu yang kelihatan dari sini, dan awak media bertanya kembali apakah pak kadesnya ada di rumah, yang langsung di jawab warganya, barusan   saya lihat ada dirumah ucap warganya.

Sedangkan menurut istri kades inisial (SG) dengan agak kagu menjawab tidak ada dirumah mungkin di kedai kopi, padahal sepeda motor dinasnya terlihat ada di garasi samping rumahnya, dan terlihat juga ada satu sepeda motor lagi terparkir di rumahnya, terkesan Kepala Desa (SG) tidak humanis terhadap awak media yang ingin bersilahturahmi terhadapnya, dan sengaja berusaha untuk mengindari para awak media, dan terduga prihal pemberitaan yang telah terbit di beberapa media tersebut, terkesan fakta dan benar adanya.

(Boby Haryanto)

Berita Terkait