JALURNEWS COM TANJAB BARAT – Bupati Tanjab Barat Drs.H.Anwar Sadat M, Ag bersama jajaran Forkopimda menyambut kedatangan Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia Harvick Hasnul Qolbi dalam rangka kunjungan kerja di Kabupaten Tanjung Jabung Barat di rumah Jabatan Bupati, pada Selasa siang (22/08/23.)
Dalam kunjungannya, Wakil Menteri Pertanian RI memberikan bantuan Benih Padi Hibrida 1000 Ha, Benih Padi Biofortifikasi Nutrizink 500 Ha, Benih kacang kedelai 250,5 Ha, Pompa air 4 unit, TR2 2 unit, dan Handsprayer 5 unit.
Dalam kesempatan tersebut Bupati Tanjab Barat menyampaikan sektor pertanian merupakan salah satu sektor terpenting dalam pembangunan ekonomi di Kabupaten Tanjab Barat. Hal ini terbukti pada pandemi covid-19 sedang puncak-puncaknya tahun 2020-2021, dimana aktivitas ekonomi menurun secara drastis dan hampir semua lapangan usaha tumbuh negatif, justru sektor pertanian, kehutanan dan perikanan masih tumbuh positif dan cenderung meningkat, bahkan menjadi penyumbang terbesar nomor satu terhadap pembentukan PDRB selama periode sulit tersebut. ini membuktikan bahwa sektor perekonomian ini menjadi goncangan ekonomi.
” Sektor pertanian mempunyai peranan besar jika ditinjau dari serapan tenaga kerjanya, yang dapat dilihat dari hasil survey indikator kesejahteraan rakyat Tahun 2020 oleh BPS, sektor pertanian menyerap sebesar 63,48 persen mengalami penurunan menjadi 61,26 persen pada Tahun 2021, dan di Tahun 2022 kembali mengalami penurunan sebesar 7,15 persen namun tetap menjadi lapangan usaha yang menyerap tenaga kerja paling banyak di kabupaten tanjung jabung barat,” Ungkap Bupati.
Selain itu, disampaikan kondisi dan potensi sektor pertanian yang ada di Kabupaten Tanjab Barat. Sektor pertanian terdiri atas tanaman pangan dan holtikultura, peternakan dan perkebunan.
Untuk Sub sektor tanaman pangan, komoditi utamanya adalah tanaman padi berupa padi sawah dan padi ladang yang ditopang dengan sawah seluas 7.574 Ha. Pada Tahun 2022 produksi padi dari luas panen 3.710 Ha adalah sebanyak 16.397 Kg atau setara dengan 10.166 ton beras. Dibandingkan dengan kebutuhan penduduk, maka dalam tiga tahun terakhir selalu mengalami defisit dan pada Tahun 2022 hanya sebagian penduduk yang dapat dipenuhi kebutuhan berasnya dari hasil produksi sendiri.
Pada sub sektor peternakan terdapat ternak besar dan unggas yang populasinya berkembang cukup signifikan. pada tahun 2022 populasi sapi diperkirakan sebanyak 9.151 ekor, kerbau 748 ekor, kambing 40.010 ekor, domba 809 ekor dan unggas (ayam buras, broiler dan itik) lebih dari 2 juta ekor.
” Sedangkan pada sub sektor perkebunan ada 5 komoditi unggulan yang dikembangkan di kabupaten tanjung jabung barat yaitu kelapa yang lazim kami sebut dengan kelapa dalam dengan luas tanam 51.539 ha, pinang seluas 13.645 ha, kopi liberika 2.869 ha, kelapa sawit 75.997 ha dan karet 7.388 ha,” ujarnya.
Kemudian kelapa dalam, pinang dan kopi berjenis liberika merupakan komoditi perkebunan spesifik yang hanya tumbuh baik di wilayah hilir atau dataran rendah dengan topografi tanah rawa dan gambut.
“Sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat, namun pada faktanya banyak kendala dan masalah mendasar yang saat ini dihadapi pada sektor ini,” ucapnya
Lebih lanjut, alih fungsi lahan persawahan merupakan salah satu permasalahan utama pada subsektor tanaman pangan. dimana banyak lahan sawah berubah menjadi lahan perkebunan khususnya perkebunan kelapa sawit dan nilai tukar menjadi alasan utama terjadinya alih fungsi tersebut.
“Upaya pemerintah daerah mengatasi masalah ini dengan menetapkan perda lahan pertanian pangan berkelanjutan (lp2b), namun masih perlu formulasi yang tepat dalam implementasinya,” katanya
Sementara pada sub sektor perkebunan masalah utama yang dihadapi saat ini adalah terjadinya penurunan harga yang sangat tajam dalam dua tahun terakhir khususnya pada komoditi kelapa dalam dan pinang. saat ini di tingkat petani harga kelapa dalam hanya berkisar pada Rp1.000,- per butirnya sehingga margin keuntungan yang diperoleh sangat kecil, sedangkan harga biji pinang kering ha
Penulis misdi