JALURNEWS.COM- Tim penyelam Dompet Dhuafa melanjutkan pelatihan penyelamatan bawah air di Banyuwangi dan Pulau Menjangan, Bali Barat, selama dua hari berturut-turut, 20-21 Februari 2024.
Pelatihan lanjutan tim Disaster Management Centre (DMC) ini untuk meningkatkan kompetensi sebagai rescuer bawah air. Mereka pernah terlibat sebagai pendukung tim selam Indonesia Diver Rescue Team (IDRT) pada operasi jatuhnya pesawat Lion air dan Sriwijaya Air di Kepulauan Seribu, beberapa tahun lalu.
Penyelaman pertama sampai ketiga, dilakukan pada kedalaman 25 meter di Pantai Bangsring, Banyuwangi, Jawa Timur, dengan jarak pandang ideal seperti skenario operasi bawah air.
“Airnya dingin sampai ke tulang dan arusnya kuat, medan bawah air yg sesuai memberikan pengalaman berharga pada penyelam kami, ” Kata
Leader Tim Penyelam DMC Ahmad Riyadi.
Anggota penyelam DMC terdiri dari Ahmad Riyadi, Adi Sumarna, Abdul Aziz, Barqu Syudhai dan Taqi Falsafati.
Dia menyebutkan, program pelatihan ini secara berkala memang dilakukan DMC, selain mengasah keterampilan juga memberikan pengalaman di berbagai medan bawah air.
Pada penyelaman keempat dan kelima di Pulau Menjangan, Taman Nasional Bali Barat, tim ini harus menjelajahi Selat Bali hingga 40 menit untuk sampai ke titik penyelaman.
“Lokasi penyelamannya memang indah, dengan bunga karang yang lebar. Perjalanan naik kapal ini terbayar dengan keindahan bawah laut, ” Ujar Taqi.
Instruktur NAUI Hendrata Yudha yang ikut membentuk Tim Penyelam Dompet Dhuafa menegaskan, berbagai medan bawah air menjadi tantangan setiap penyelam yang ingin meningkatkan kapasitasnya sebagai underwater rescuer.
“Medan operasi penyelamatan bawah air sangat bervariasi, dari yang low visibility hingga terdalam. Rescuer harus terus berlatih secara teratur, ” Tuturnya. (Tata)